10 December 2024
Berita
Oleh Admin IDPublishing

29 November 2024, Parlemen Australia resmi mengesahkan rancangan undang-undang terkait pembatasan penggunaan media social untuk anak dibawah umur 16 tahun. Pembatasan dan sanksi keras diberlakukan bagi platform teknologi yang melanggar aturan tersebut, yakni denda maksimal 50 juta dollar Australia.

Mengutip dari kompas.com, Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese menyatakan pengesahan UU ini diperlukan untuk melindungi anak-anak dari dampak negatif media sosial, yang selama ini menjadi kekhawatiran bagi para orangtua.

Masih dengan sumber yang sama, Anthony Albanese menyampaikan 3 qoutes terkait pengesahan UU ini: 

1. Pertama, “Kami telah meloloskan undang-undang penting untuk menjaga anak-anak kita tetap aman saat daring." 

2. Kedua, “media sosial menimbulkan dampak buruk bagi anak-anak kita, Kita sudah saatnya menghentikannya". 

3. Ketiga, “Kami ingin anak-anak kami menikmati masa kecil mereka dan orangtua tahu bahwa kami mendukung mereka.”

Timbul pertanyaan besar “Kenapa” Australia sangat berani mengesahkan UU pembatasan penggunaan media social di negaranya?

Dampak, Faktor, dan Strategi

Mengutip artikel ilmiah yang ditulis oleh Dahlia Vebriani Simanjuntak, dkk yang berjudul “Psikologi Perkembangan pada Remaja terhadap Dampak Penggunaan Media Sosial pada Perkembangan Emosi dan Kecemasan pada Remaja” yang terbit di Jurnal Parenting dan Anak, menyatakan bahwa terdapat 3 alasan yang dapat kita jadikan landasan (rujukan) dan bisa kita kaitkan dengan langkah Australia yang membatasi penggunaan media social untuk anak dibawah umur (16 tahun), yakni sebagai berikut 

Dampak Penggunaan Media Sosial pada Emosi Remaja

1. Perbandingan Sosial:

Media  sosial  sering  menjadi  platform  di  mana  remaja  membandingkan  diri  mereka dengan teman sebaya atau selebriti. Ini bisa menyebabkan perasaan rendah diri atau tidak percaya diri jika mereka merasa tidak memenuhi standar yang ditampilkan secara online.

2. Pencarian Validasi:

Remaja cenderung mencari validasi dan pengakuan dari teman-teman mereka melalui "like",  komentar,  dan  jumlah  pengikut.  Ketika  mereka  tidak  mendapatkan  respons  yang diharapkan, hal ini bisa menimbulkan perasaan tidak berharga atau depresi.

3. Kesejahteraan Emosional:

Media  sosial  bisa  mempengaruhi  suasana  hati  remaja  secara  positif  dan  negatif. Konten yang inspiratif dan mendukung bisa meningkatkan suasana hati, sementara konten negatif atau intimidasi siber bisa menyebabkan stres dan kecemasan.

Faktor-Faktor  yang  Mempengaruhi  Dampak  Negatif pada  Penggunaan  Media Sosial

1. Durasi dan Intensitas Penggunaan:

Dampak  negatif  biasanya  lebih  besar  pada  remaja  yang  menggunakan  media  sosial secara berlebihan atau dalam waktu yang lama.

2. Jenis Konten:

Jenis  konten  yang  dikonsumsi  juga  berperan  penting.  Konten  yang  positif  dan mendukung  dapat  mengurangi  dampak  negatif,  sementara  konten  yang  negatif  atau merusak dapat memperburuk keadaan.

4. Kualitas Interaksi Sosial:

Interaksi sosial yang mendalam dan bermakna melalui media sosial bisa memberikan dukungan emosional, sementara interaksi yang superfisial atau negatif bisa meningkatkan kecemasan dan stres.

Strategi untuk Mengelola Dampak Negatif Pada Penggunaan Media Sosial

1. Edukasi dan Kesadaran:

Mendidik remaja tentang penggunaan media sosial yang sehat dan membantu mereka memahami potensi dampak negatifnya.

2. Batasan Waktu:

Mendorong  pengaturan  batasan  waktu  penggunaan  media  sosial  untuk  mencegah ketergantungan dan gangguan tidur.

3. Keseimbangan Aktivitas:

Mengajak   remaja   untuk   terlibat   dalam   aktivitas   offline   yang   bermanfaat   dan membangun, seperti olahraga, hobi, dan interaksi langsung dengan teman dan keluarga.

4. Dukungan Mental:

Menyediakan  dukungan  psikologis  bagi  remaja  yang  mengalami  kecemasan  atau masalah  emosional  akibat  penggunaan  media  sosial,  termasuk  melalui  konseling  atau terapi.Dengan  pendekatan  yang  tepat,  dampak  negatif  penggunaan  media  sosial  pada perkembangan   emosi   dan   kecemasan   remaja   dapat   diminimalkan,   sementara   aspek positifnya dapat dimaksimalkan.

Perkembangan Emosi Remaja

Perkembangan emosi pada remaja merupakan fase kritis dalam kehidupan individu, di mana mereka mengalami berbagai perubahan emosional yang signifikan. Berikut adalah beberapa aspek penting dari perkembangan emosi pada remaja:

1. Peningkatan Intensitas Emosi:

Remaja  sering  mengalami  emosi  yang  lebih  intens  dibandingkan  dengan  anak-anak atau  orang  dewasa.  Perubahan hormonal  selama  masa  pubertas  berkontribusi  terhadap fluktuasi emosional yang tajam.

2. Pencarian Identitas:

Remaja  berada  dalam  fase  pencarian  identitas  diri.  Mereka  mulai  mengembangkan rasa  diri  yang  lebih  kuat  dan  mencoba  memahami  siapa  mereka,  sering  kali  melalui eksperimen dengan berbagai peran dan identitas.

3. Peningkatan Kesadaran Diri:

Pada masa remaja,  individu  menjadi  lebih  sadar  akan  diri  mereka  sendiri  dan bagaimana  mereka  dilihat  oleh  orang  lain.  Ini sering kali  dapat  menyebabkan  rasa  malu atau canggung, serta meningkatkan kepekaan terhadap penilaian sosial.

4. Perubahan dalam Hubungan Sosial:

Hubungan  dengan  teman  sebaya  menjadi  sangat  penting,  dan  persahabatan  sering kali menjadi  sumber utama dukungan emosional. Hubungan dengan orang tua mungkin mengalami ketegangan seiring dengan meningkatnya keinginan untuk mandiri.

5. Pengembangan Kemampuan Regulasi Emosi:

Remaja  mulai  belajar  dan  mengembangkan  strategi  untuk  mengatur  emosi  mereka.Ini  adalah  keterampilan  penting  yang  membantu  mereka  mengatasi  stres  dan  tantangan emosional.

Tingkat Kecemasan

Penggunaan  media  sosial  dapat  memengaruhi  perkembangan  emosi  dan  tingkat kecemasan  pada  remaja.  Penelitian  menunjukkan  bahwa  paparan  berlebihan  terhadap media sosial dapat meningkatkan risiko gangguan kecemasan dan memengaruhi kesehatan mental  secara  keseluruhan.  Faktor-faktor  seperti  perbandingan  sosial,  cyberbullying,  dan kecanduan media sosial dapat berkontribusi pada peningkatan kecemasan. Penting untuk membatasi  waktu  yang  dihabiskan  di  media  sosial  dan  mempromosikan  keseimbangan antara kegiatan onlinedan offline untuk mendukung kesejahteraan emosional remaja.Penggunaan  media  sosial  dapat  memengaruhi  perkembangan  emosi  dan  tingkat kecemasan  pada  remaja.  Penelitian  menunjukkan  bahwa  paparan  berlebihan  terhadap media sosial dapat meningkatkan risiko gangguan kecemasan dan memengaruhi kesehatan mental  secara  keseluruhan.  Faktor-faktor  seperti  perbandingan  sosial,  cyberbullying,  dan kecanduan media sosial dapat berkontribusi pada peningkatan kecemasan. Penting untuk membatasi  waktu  yang  dihabiskan  di  media  sosial  dan  mempromosikan  keseimbangan antara kegiatan onlinedan offline untuk mendukung kesejahteraan emosional remaja.


Bagi Anda yang ingin menerbitkan artikel Jurnal Parenting dan Anak bisa melalui layanan di IDPublishing.  Dengan pengalaman dan komitmen, kami akan membantu mewujudkan visibilitas dan kredibilitas penelitian Anda.

Silakan langsung klik layanan publikasi artikel Jurnal Parenting dan Anak atau bisa langsung menghubungi Admin kami melalui chat Whatsapp


Anda yang ingin mencari jurnal bisa melalui Pubmedia.id.


Semoga bermanfaat.

Terima kasih