29 November 2024, Parlemen Australia resmi mengesahkan rancangan undang-undang terkait pembatasan penggunaan media social untuk anak dibawah umur 16 tahun. Pembatasan dan sanksi keras diberlakukan bagi platform teknologi yang melanggar aturan tersebut, yakni denda maksimal 50 juta dollar Australia.
Mengutip dari kompas.com, Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese menyatakan pengesahan UU ini diperlukan untuk melindungi anak-anak dari dampak negatif media sosial, yang selama ini menjadi kekhawatiran bagi para orangtua.
Masih dengan sumber yang sama, Anthony Albanese menyampaikan 3 qoutes terkait pengesahan UU ini:
1. Pertama, “Kami telah meloloskan undang-undang penting untuk menjaga anak-anak kita tetap aman saat daring."
2. Kedua, “media sosial menimbulkan dampak buruk bagi anak-anak kita, Kita sudah saatnya menghentikannya".
3. Ketiga, “Kami ingin anak-anak kami menikmati masa kecil mereka dan orangtua tahu bahwa kami mendukung mereka.”
Timbul pertanyaan besar “Kenapa” Australia sangat berani mengesahkan UU pembatasan penggunaan media social di negaranya?
Dampak, Faktor, dan Strategi
Mengutip artikel ilmiah yang ditulis oleh Dahlia Vebriani Simanjuntak, dkk yang berjudul “Psikologi Perkembangan pada Remaja terhadap Dampak Penggunaan Media Sosial pada Perkembangan Emosi dan Kecemasan pada Remaja” yang terbit di Jurnal Parenting dan Anak, menyatakan bahwa terdapat 3 alasan yang dapat kita jadikan landasan (rujukan) dan bisa kita kaitkan dengan langkah Australia yang membatasi penggunaan media social untuk anak dibawah umur (16 tahun), yakni sebagai berikut
Dampak Penggunaan Media Sosial pada Emosi Remaja
1. Perbandingan Sosial:
Media sosial sering menjadi platform di mana remaja membandingkan diri mereka dengan teman sebaya atau selebriti. Ini bisa menyebabkan perasaan rendah diri atau tidak percaya diri jika mereka merasa tidak memenuhi standar yang ditampilkan secara online.
2. Pencarian Validasi:
Remaja cenderung mencari validasi dan pengakuan dari teman-teman mereka melalui "like", komentar, dan jumlah pengikut. Ketika mereka tidak mendapatkan respons yang diharapkan, hal ini bisa menimbulkan perasaan tidak berharga atau depresi.
3. Kesejahteraan Emosional:
Media sosial bisa mempengaruhi suasana hati remaja secara positif dan negatif. Konten yang inspiratif dan mendukung bisa meningkatkan suasana hati, sementara konten negatif atau intimidasi siber bisa menyebabkan stres dan kecemasan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dampak Negatif pada Penggunaan Media Sosial
1. Durasi dan Intensitas Penggunaan:
Dampak negatif biasanya lebih besar pada remaja yang menggunakan media sosial secara berlebihan atau dalam waktu yang lama.
2. Jenis Konten:
Jenis konten yang dikonsumsi juga berperan penting. Konten yang positif dan mendukung dapat mengurangi dampak negatif, sementara konten yang negatif atau merusak dapat memperburuk keadaan.
4. Kualitas Interaksi Sosial:
Interaksi sosial yang mendalam dan bermakna melalui media sosial bisa memberikan dukungan emosional, sementara interaksi yang superfisial atau negatif bisa meningkatkan kecemasan dan stres.
Strategi untuk Mengelola Dampak Negatif Pada Penggunaan Media Sosial
1. Edukasi dan Kesadaran:
Mendidik remaja tentang penggunaan media sosial yang sehat dan membantu mereka memahami potensi dampak negatifnya.
2. Batasan Waktu:
Mendorong pengaturan batasan waktu penggunaan media sosial untuk mencegah ketergantungan dan gangguan tidur.
3. Keseimbangan Aktivitas:
Mengajak remaja untuk terlibat dalam aktivitas offline yang bermanfaat dan membangun, seperti olahraga, hobi, dan interaksi langsung dengan teman dan keluarga.
4. Dukungan Mental:
Menyediakan dukungan psikologis bagi remaja yang mengalami kecemasan atau masalah emosional akibat penggunaan media sosial, termasuk melalui konseling atau terapi.Dengan pendekatan yang tepat, dampak negatif penggunaan media sosial pada perkembangan emosi dan kecemasan remaja dapat diminimalkan, sementara aspek positifnya dapat dimaksimalkan.
Perkembangan Emosi Remaja
Perkembangan emosi pada remaja merupakan fase kritis dalam kehidupan individu, di mana mereka mengalami berbagai perubahan emosional yang signifikan. Berikut adalah beberapa aspek penting dari perkembangan emosi pada remaja:
1. Peningkatan Intensitas Emosi:
Remaja sering mengalami emosi yang lebih intens dibandingkan dengan anak-anak atau orang dewasa. Perubahan hormonal selama masa pubertas berkontribusi terhadap fluktuasi emosional yang tajam.
2. Pencarian Identitas:
Remaja berada dalam fase pencarian identitas diri. Mereka mulai mengembangkan rasa diri yang lebih kuat dan mencoba memahami siapa mereka, sering kali melalui eksperimen dengan berbagai peran dan identitas.
3. Peningkatan Kesadaran Diri:
Pada masa remaja, individu menjadi lebih sadar akan diri mereka sendiri dan bagaimana mereka dilihat oleh orang lain. Ini sering kali dapat menyebabkan rasa malu atau canggung, serta meningkatkan kepekaan terhadap penilaian sosial.
4. Perubahan dalam Hubungan Sosial:
Hubungan dengan teman sebaya menjadi sangat penting, dan persahabatan sering kali menjadi sumber utama dukungan emosional. Hubungan dengan orang tua mungkin mengalami ketegangan seiring dengan meningkatnya keinginan untuk mandiri.
5. Pengembangan Kemampuan Regulasi Emosi:
Remaja mulai belajar dan mengembangkan strategi untuk mengatur emosi mereka.Ini adalah keterampilan penting yang membantu mereka mengatasi stres dan tantangan emosional.
Tingkat Kecemasan
Penggunaan media sosial dapat memengaruhi perkembangan emosi dan tingkat kecemasan pada remaja. Penelitian menunjukkan bahwa paparan berlebihan terhadap media sosial dapat meningkatkan risiko gangguan kecemasan dan memengaruhi kesehatan mental secara keseluruhan. Faktor-faktor seperti perbandingan sosial, cyberbullying, dan kecanduan media sosial dapat berkontribusi pada peningkatan kecemasan. Penting untuk membatasi waktu yang dihabiskan di media sosial dan mempromosikan keseimbangan antara kegiatan onlinedan offline untuk mendukung kesejahteraan emosional remaja.Penggunaan media sosial dapat memengaruhi perkembangan emosi dan tingkat kecemasan pada remaja. Penelitian menunjukkan bahwa paparan berlebihan terhadap media sosial dapat meningkatkan risiko gangguan kecemasan dan memengaruhi kesehatan mental secara keseluruhan. Faktor-faktor seperti perbandingan sosial, cyberbullying, dan kecanduan media sosial dapat berkontribusi pada peningkatan kecemasan. Penting untuk membatasi waktu yang dihabiskan di media sosial dan mempromosikan keseimbangan antara kegiatan onlinedan offline untuk mendukung kesejahteraan emosional remaja.
Bagi Anda yang ingin menerbitkan artikel Jurnal Parenting dan Anak bisa melalui layanan di IDPublishing. Dengan pengalaman dan komitmen, kami akan membantu mewujudkan visibilitas dan kredibilitas penelitian Anda.
Silakan langsung klik layanan publikasi artikel Jurnal Parenting dan Anak atau bisa langsung menghubungi Admin kami melalui chat Whatsapp.
Anda yang ingin mencari jurnal bisa melalui Pubmedia.id.
Semoga bermanfaat.
Terima kasih